Saturday, September 19, 2009

2 Menit Pertama dalam Fithri

20 September 2009 00.02

2 menit di dalam Idul Fithri, ada banyak kesalahan yang belum saya pecahkan, ada banyak sesal yang malu untuk saya akui, ada ketulusan yang hadir diam-diam dalam 2 menit ini. Ketulusan ini saya hadiahkan untuk hal-hal yang telah terjadi dalam hidup saya tapi tak pernah saya harapkan, untuk hal-hal yang membahagiakan dan menguap terlalu cepat, dan untuk segala karunia Allah yang seringkali saya sia-siakan.

Idul Fithri ini menambah ribuan koleksi makna dari Idul Fithri yang lalu. Tahun ini Allah menghadiahkan lagi kepada saya sebuah bingkisan yang saya yakin rasanya manis tapi saat ini masih terbungkus rapi oleh kekecewaan. Saya tahu, bingkisan ini bukan untuk sekarang, tapi untuk nanti, kelak, saat saya akan mengerti tentang arti yakin di atas keraguan.

Menangis.. adalah reaksi pertama saya, spontan, saat hati terasa keruh, saat ego ini diusik, dan saat hampir kehilangan harapan. Kemudian saya merasa ragu akan sebuah janji / kepercayaan / kejujuran, karena mereka ditulis di atas kertas yang sama; kebohongan dan oleh tinta yang sama; ...beliau.

Ya Allah, tetapkan selalu hatiku padaMu, atas ribuan ragu yang hilir mudik dan hinggap di hati. Ya Robb, tanamkan juga kepadaku bahwa kekecewaan yang silih berganti ini adalah perhentian sementara dari satu tujuan keikhlasan yang hakiki. Ajari aku dalam tiap detik, tiap langkah, tiap kata dalam lisan utuk menghatur syukur kepadaMu dan untuk menerima segala hal, atas nama di luar kuasaku, untuk terjadi...

Yakinkan aku ya Allah bahwa semua ini hanya titipan, keluarga dan sahabat yang amat kusayangi, hanya titipan.. Harta, benda, tahta.. titipan saja.
Begitu juga rasa bahagia, bangga, dan euphoria yang berlebihan... cuma titipan, ada hanya sebentar
Jadi saya harus yakin bahwa rasa kecewa, gagal, dan sedih yang berlarut-larut juga hanya titipan, sesaat... yang akan pergi lagi

Ikhlas meyakini kita tak memiliki apa-apa akan melahirkan keikhlasan bahwa kita tidak kehilangan apa-apa

Selamat Idul Fithri 1430 H, sembah sujud mohon maaf untuk Bapak dan Ibu..
Semoga Allah senantiasa menyatukan langkah kita di dunia dan akhirat

*Anakmu,
Anggie

0 komentar: