Monday, December 7, 2009

Tentang Ibu saya

Terimakasih Ibu,
Untuk menyuguhi saya begitu banyak perbedaan sedari kecil
Bahwa keyakinan dan cinta kadang bisa bersebrangan tetapi bukan tak mungkin untuk berjalan bersama

Terimakasih Ibu,
Untuk tidak pernah mengajari saya bagaimana memoles diri dan menjadi cantik
Tetapi telah memberi contoh bagaimana menerima diri sendiri apa adanya dan bersyukur

Terimakasih Ibu,
Untuk tidak pernah mengajari saya bagaimana menyenangkan hati lelaki
Tetapi memberi contoh bagaimana menyenangkan Tuhan dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang lain yang tidak seberuntung saya

Ibu,
Tidak pernah menyuruh saya rajin belajar dan membaca
Tapi ia mampu menjadi teladan saya atas kegigihannya untuk terus belajar hal-hal baru
Karena ia selalu membaca dan terus belajar di usia senjanya
Bahwa membaca dan melakukannya adalah esensi dari sebuah proses belajar

Ibu,
Tidak pernah memenuhi rumah kami dengan ragam aksesoris dan pernak-pernik
Ia memberi kami kehangatan akan kebijaksanaan dan kasih sayang satu sama lainnya
Ia tidak pernah pusing memikirkan cita-cita anak-anaknya kelak
Karena, anak adalah titipanNya dan sebuah pribadi yang bebas untuk menjadi dirinya sendiri

Ibu,
Tidak pernah mendoktrin saya akan sebuah keyakinan
Tapi dari beliau, gema akan keEsaan Tuhan yang universal adalah yang sekarang saya Imani
Dia tidak pernah melarang saya melompat, bermain, dan berlarian
Dia juga tidak pernah melarang saya untuk menjelajah dan pergi jauh dari rumah

"Adalah anugerah Tuhan ketika saya bisa dengan bebas melakukan apa yang saya senangi"
itu katanya..

Ibu,
Tak pernah gusar ketika melihat saya atau adik laki-laki saya menangis
Dengan air mata tiap manusia akan mengenali dan menerima perasaannya
Laki-laki, perempuan... sama saja, mereka boleh menangis
Air mata tidak selalu cengeng dan melankolis, ia adalah karunia Tuhan

Ibu,
Sering mengajari kami bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini
Laki-laki, perempuan, kaya, miskin, tua, muda
Semua punya kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita, maka kejarlah dan wujudkan mimpi-mimpimua

Terimakasih Ibu,
Untuk saya, bukan soal 9 bulan dalam kandunganmu, lebih dalam dari ini
Bahwa.. memiliki kasih sayangmu yang senantiasa ada di sepanjang langkah dan seumur hidupku adalah hal pertama dari nikmat Tuhan yang tak mungkin saya dustakan


Selamat hari ibu
anakmu,

Anggie









2 komentar:

Bagas said...

he he he tentang ibunya gita ya nilai gw di kasih C doang..mau ngom apa lagi..nice blog and artikel..keep going

utine said...

keren banget git, terharu!