aku dan dia bertemu lewat tatap
dipertemukan oleh kesepian
kami akrab dengan mimpi
jiwa kami dirampas cinta
dan yang tersisa hanya nafsu
ia menciumku di tengah dingin pagi hingga tengah hari
di bawah terik mentari, terpacu gelora
terbakar gairah, pasrah..
kami begitu jalang
ciuman itu saksinya
aku merana di dekapannya
belainya adalah canduku
tatapannya adalah biusku
setan telah me-nina bobo-kan ku
sedemikian indah, sedemikian rapi
tanpa rusak, tanpa cela, tanpa gores
kemanapun berlari, ujung pelarian adalah dia
aku adalah sang layang-layang
yang menikmati tiupan angin, seringkali ditarik lalu diulur
dipermainkan, dipertandingkan
dan sang layang-layang pun berkibar dengan indahnya
menebar cinta dan menari-nari
aku.. sang hiasan langit senja
0 komentar:
Post a Comment