Monday, June 22, 2009

Filosofi Tong Sampah

Aku teringat tong sampah, waktu aku dan temanku lagi asik ngopi di warung dan kita sama-sama membuang puntung-puntung rokok di bawah kaki-kaki kita yang bersendal jepit malam itu.

Lalu, aku tiba-tiba merasa seperti tong sampah saat temanku tadi bercerita tentang semua keburukannya di masa lalu.. tanpa rasa kaku dia mengungkap semuanya, sumpah.. buruk banget..! Paling tidak, itulah pendapatku. Tapi, tau nggak ? itu membuatnya lebih baik, karena telah jujur dan berani untuk bersikap apa adanya. Dia menceritakan semuanya kepadaku layaknya dia membuang semua sampah dalam hidupnya ke dalam satu tempat yang bisa menampung segala macam barang rongsokan. Dengan satu tujuan, membersihkan semuanya untuk menjadi yang lebih baik, mengabaikan masa lalu yang buruk dan berharap masa depan yang terbaik.

Untungnya, aku bukan hanya tong sampah yang menampung segala macam barang rongsokan tadi dengan percuma, sampah dan segala rongsokan itu akan aku daur ulang menjadi barang yang lebih berguna, setidaknya itu yang aku ambil dari kisah kelam hidup temanku tadi. Setelah aku cerna.. reaksiku tak terlalu berlebihan koq, hanya menengok beberapa saat ke masa laluku dan membandingkan dengan miliknya, humm.. ibarat spion, yang aku pake untu seseakali melihat situasi di belakang dan menyesuaikan dengan aku, recently, saat ini.

Lega rasanya malam itu menjadi tong sampah, soalnya bisa berbuat sesuatu untuk teman.. walaupun terdengarnya sederhana.. “Menyimak “bisa menjadi sesuatu yang sangat berharga, untuk orang lain.. Apalagi untuk seorang teman yang sangat baik hati

0 komentar: