Monday, September 19, 2011

Rindu di Pangkalanbun

 

aku rindu kota kecil itu
dimana aku mengenalnya
di pinggir sungai yang kecoklatan
kami lemparkan lamunan

he was absolutely gorgeous
with his fancy clothe and vehicle
polite and charming
reminds myself.. I'm just an ordinary

i tried hard to find a way to know him
we suddenly connected in warm chat
we directly found ourselves in rainy forest
we enjoyed fishing under the sun

how i miss his stories of that small town
how i miss the way he mentioned his dreams
how i miss his wise words about life, trust, and honest
but, we separated thousand miles away.. cross the island

Jakarta tak sehangat Pangkalanbun waktu itu
masih antusias waktu melihatnya lagi di Cikini
masih dia yang dulu tapi kami terjebak di suasana carut marut
walau masih bisa menikmati teh hangat bersama

dialah sang hembusan angin
menyejukkan mimpi-mimpi malamku
berada di sisinya membuatku tersipu
melihatnya tertawa.. dan berbagi canda
aku ingin malam tak berganti saja

hujan mengantarku pulang
menyesapi kerinduan
peluk hangatnya menyesakkan
lalu di larut malam pun ia kembali

Dan aku tak pernah melihatnya lagi
pun aku melambai pada Pangkalanbun
dan melambai padanya, lalu ...
berakhir

Re post from Langkah Gita Apr 09 2009

0 komentar: